PresentationCreator Create stunning presentation online in just 3 steps. Pro Get powerful tools for managing your contents. Login; Upload; Andai kau tengah menggali tulisan tentang sketsa kipas kayu cendana dari bali, anda berada di website yg benar. Gesitnya perkembangan information technology terkini berikut ini menyebabkan positif pada
ï»żUnduh PDF Unduh PDF Menulis bisa menjadi hobi yang seru sekaligus keahlian penting. Dari fiksi realis, fiksi ilmiah, puisi, hingga makalah akademis. Ingat, menulis lebih dari sekadar menggoreskan pena di kertas. Aktivitas ini butuh banyak membaca, riset, berpikir, dan merevisi. Memang tidak semua metode menulis cocok untuk tiap orang. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang penulis untuk meningkatkan keahlian dan menciptakan karya yang benar-benar memikat. 1 Ketahui alasan Anda menulis. Mungkin Anda menulis karena hobi atau barangkali karena ingin menerbitkan buku. Mungkin juga Anda mendapat tugas sekolah menulis esai panjang, atau ingin meningkatkan kemampuan copywriting di tempat kerja. Apa pun alasannya, Anda bisa meningkatkan kemampuan menulis Anda. Dengan memahami tujuan menulis, Anda akan lebih mudah menentukan fokus.[1] Contohnya, jika Anda menulis makalah untuk jurnal ilmiah, Anda tidak perlu terlalu menggali latar belakang terlalu dalam seperti halnya novel. Memahami apa yang hendak ditulis membantu Anda menentukan pendekatan yang diambil untuk meningkatkan keterampilan menulis. 2 Bacalah karya dari penulis, genre, dan gaya menulis yang berbeda. Bacalah beragam buku dari berbagai penulis, genre, dan gaya tulisan untuk menambah wawasan tentang gaya dan suara yang berbeda-beda. Dengan banyak membaca, Anda akan terbantu dalam mengembangkan apa yang akan ditulis dan bagaimana mengeluarkan suara Anda dalam tulisan.[2] Jangan batasi diri Anda hanya pada satu genre khusus. Bacalah novel, buku nonfiksi, artikel berita, puisi, artikel jurnal akademi, dan bahkan materi pemasaran yang bagus. Ketika terbiasa dengan banyak gaya tulisan, Anda akan memiliki alat kerja yang lebih beragam. Bagus juga jika Anda membaca naskah yang dapat membantu menyelesaikan proyek menulis Anda. Jika misalnya Anda menulis novel fiksi ilmiah, artikel-artikel dalam jurnal ilmiah akan membantu Anda menguasai istilah-istilah teknis, sementara tulisan iklan yang bagus dapat mengajarkan Anda cara membangun sensasionalisme dan daya tarik emosional. Pertahankan jadwal membaca secara teratur. Sekalipun jatah waktu baca Anda hanya 20 menit sebelum pergi tidur, Anda akan menyadari bahwa kemampuan menulis Anda meningkat karenanya. 3 Carilah inspirasi untuk topik, plot, dan karakter yang akan digunakan dalam sebuah karya kreatif. Sebelum mulai menulis, Anda membutuhkan ide tulisan. Anda bisa menulis kisah cinta antara zombi dan mumi. Anda bisa menulis tentang planet Merkurius. Anda bahkan bisa menulis tentang diri Anda sendiri. Semua hal bisa Anda tulis. Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu Anda memulainya[3] Genre apa yang Anda ingin tulis? Tema apa yang Anda ingin jadikan inti cerita? Sifat khas apa yang Anda inginkan ada pada diri tokoh utama? Apa yang memotivasi tokoh antagonis Anda? Jenis cerita apa yang akan Anda angkat komedi, tragedi, dll.? Mengapa pembaca akan menaruh minat pada plot yang Anda kembangkan? 4 Petakan subjek, topik, dan argumen untuk karya nonkreatif. Entah Anda sedang menulis artikel berita, artikel jurnal, esai tugas sekolah, ataupun buku nonfiksi, mulailah dengan mempersempit cakupan topik Anda. Pikirkan sebanyak mungkin subjek, konsep, orang, dan data terkait dan manfaatkan untuk mempersempit topik Anda menjadi subtopik. Anda juga bisa membuat peta pikiran atau sketsa kasar tentang plot cerita. [4] Ajukan pertanyaan seperti Apa argumen saya? Siapa pembaca karya saya? Penelitian apa yang perlu saya lakukan? Genre apa yang akan saya tulis? Contohnya, jika Anda ingin menuliskan hubungan antara dewa-dewa Yunani dan Fenisia, buatlah daftar yang terdiri atas semua dewa dari masing-masing bangsa tersebut disertai sifat-sifatnya. Kemudian, ambillah beberapa dewa yang memiliki hubungan paling jelas untuk mendukung karya tulis Anda. Jika subjek tulisan Anda lebih luas, seperti hubungan antarbangsa yang berbeda daratan di masa kolonial, Anda memiliki keleluasaan lebih besar. Anda bisa membicarakan bagaimana makanan melintasi samudera atau bagaimana orang biasa berkomunikasi dengan orang dari koloni berbeda di seberang lautan. 5 Cobalah menulis bebas agar ide Anda mengalir tak terbendung. Pasang pewaktu dan tulislah secara berkesinambungan hingga waktu habis. Anda tidak akan punya waktu mencemaskan kesalahan dan kekeliruan jika bergegas meluapkan kata-kata. Tidak masalah jika nantinya Anda tidak akan menggunakannya. Singkirkan saja writerâs block dengan mengisi halaman kosong dan memaksa otot-otot Anda menulis. Bahkan, tulisan ngawur pun sudah bisa dijadikan pembuka.[5] Menulis bebas bisa digunakan di hampir semua gaya menulis. Anda bisa mulai menulis cerita, menuangkan isi pikiran dan hasil observasi Anda, mencurahkan apa pun yang Anda ketahui tentang subjek itu. Pokoknya, biarkan kata-kata Anda mengalir bebas tanpa penghalang. 6 Kenali pembaca Anda dan sejauh mana mereka memahami subjek tulisan Anda. Penulis yang baik memahami perspektif pembacanya. Dia tahu cara memanfaatkannya hingga pembaca tertarik membaca tulisannya. Pikirkan audiens macam apa yang akan membaca tulisan Anda. Semakin Anda mengenali audiens pembaca Anda, semakin besar peluang tulisan Anda memenuhi harapan orang-orang yang akan membacanya[6] Dengan memahami audiens, Anda akan lebih mudah menentukan gaya bahasa yang perlu digunakan, hal-hal yang perlu dijelaskan, dan yang bisa disampaikan dalam karya Anda. Audiens karya akademis, misalnya, mungkin memiliki latar belakang yang serupa dengan Anda dan lebih suka penjelasan yang padat alih-alih kalimat bersayap. Anda juga tidak perlu lagi menjelaskan hal-hal dasar kepada mereka. Wajar sekali jika Anda menginginkan tulisan yang mampu memikat siapa pun. Namun, hasilnya akan lebih baik jika Anda bersikap realistis terhadap audiens sasaran. Orang yang hanya membaca novel roman memang masih berkemungkinan membaca novel misteri pembunuhan, tetapi penggemar genre misteri tetaplah menjadi kelompok target Anda. 7 Lakukan riset untuk topik pilihan Anda. Apa pun isi tulisan Anda, riset tetaplah penting. Untuk esai, Anda perlu melakukan riset data dan sumber spesifik terkait topik tulisan. Untuk novel, perhatikan masalah teknologi, sejarah, topik, periode waktu, karakter orang, tempat, dan apa saja di dunia yang yang memiliki kaitan dengan tulisan Anda.[7] Pilih informasi dari internet dengan cermat. Sejumlah sumber internet tidak bisa diandalkan. Sumber-sumber tepercaya seperti jurnal penelaahan sejawat dan buku-buku dari penerbit khusus buku akademis haruslah melewati proses pemeriksaan kebenarannya dan lebih aman dijadikan sebagai sumber.[8] Datanglah ke perpustakaan dan carilah informasi di sana. Anda mungkin akan menemukan informasi yang Anda cari di perpustakaan yang belum dikelola secara daring. Untuk sumber yang lebih luas, cobalah kunjungi perpustakaan universitas. Penelitian juga tak kalah pentingnya dalam menuliskan karya fiksi. Pastinya Anda ingin tulisan Anda terdengar masuk akal meskipun peristiwa-peristiwanya rekaan belaka. Hal-hal detail seperti tokoh cerita Anda berusia 600 tahun dan mengenal Julius Caesar yang hidup lebih dari tahun yang lalu bisa membingungkan pembaca. Iklan 1 Tentukan lini masa atau tujuan Anda. Atasan, guru, atau penerbit mungkin menetapkan tenggat untuk Anda, atau mungkin malah Anda sendiri yang harus melakukannya. Gunakan tenggat untuk menentukan tujuan seperti apa yang harus Anda selesaikan pada waktu tertentu. Tentukan waktu untuk menulis, merevisi, menyunting, meminta pendapat, dan memberikan umpan balik.[9] Jika Anda mencanangkan tenggat terbuka, Anda mungkin bisa menentukan tujuan seperti menulis 5 halaman sehari atau kata per hari. Jika Anda memiliki tenggat khusus, seperti tugas esai sekolah, Anda harus lebih spesifik. Misalnya, Anda bisa meluangkan waktu 3 minggu untuk penelitian, 1 minggu untuk menulis, dan 1 minggu untuk menyunting. 2 Buatlah garis besar. Membuat garis besar sederhana untuk tulisan akan membantu Anda tetap sesuai jalur dan memastikan diri membahas semua poin penting. Garis besar itu akan menjadi kerangka berisi poin-poin dasar, atau Anda bisa mengisinya dengan lebih banyak fakta dan informasi.[10] Garis besar tulisan haruslah mengalir sesuai urutan yang Anda kehendaki. Nantinya Anda bisa mengatur ataupun menyusun ulang urutannya sembari menulis. Yang jelas, kehadiran garis besar akan membantu poin-poin cerita mengalir lebih terpadu. Beberapa penulis lebih suka bekerja tanpa panduan garis besar dan ini tidak masalah. Anda harus menyiapkan waktu lebih banyak untuk merevisi dan menulis ulang karena Anda tidak punya rancangan alur sebelum mulai menulis. 3 Hadirkan konflik, klimaks, dan resolusi dalam karya kreatif Anda. Penulisan kreatif memiliki begitu banyak variasi. Cerita dasar biasanya memiliki awal, konflik, klimaks, dan resolusi yang hadir berurutan. Poles cerita Anda dengan memperkenalkan protagonis Anda dan dunianya terlebih dahulu. Lalu, munculkan orang, benda, atau peristiwa yang bisa mengguncangkan dunia sang protagonis tersebut. Guncangkan dunia tersebut hingga mencapai puncak yang penuh gelora dan intens klimaks sebelum membawanya kembali menuju penutup dengan resolusi yang telah dipikirkan baik-baik.[11] Resolusi tidak selalu berarti akhir yang bahagia jika memang itu bukan gaya Anda. Resolusi sebetulnya cukup menyatukan semua keruwetan plot sehingga terasa masuk akal. Penggunaan konflik, klimaks, dan resolusi juga berlaku pada banyak jenis penulisan kreatif, bukan hanya fiksi. Sebagai contoh, buku sejarah populer juga kerap mengikuti format ini. 4 Untuk karya analisis, berikan pengantar, bukti, analisis, dan kesimpulan. Tentu saja cara Anda menyusun karya analisis bergantung pada macam tugas Anda dan standar yang berlaku di bidang Anda tersebut. Meskipun demikian, setidaknya tulisan analisis biasanya memperkenalkan topik dan argumen terlebih dahulu, kemudian masuk ke bukti-bukti pendukung, diikuti oleh analisis atau interpretasi penulis, kemudian kesimpulan.[12] Jika Anda sendiri yang melakukan penelitian atau mengumpulkan data, sebaiknya Anda mengulas dahulu metode penelitian sebelum menyajikan data-data. Bagian diskusi juga biasa ditemukan di antara analisis dan kesimpulan. Bagian ini membahas sejumlah interpretasi terhadap data Anda. Kemudian, interpretasi yang paling tepat ditulis belakangan untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan riset Anda. 5 Tulislah draf pertama Anda. Tuliskan apa pun yang Anda ingin masukkan ke dalam karya tersebut. Abaikan dulu semua salah eja atau salah tata bahasa. Akan ada waktunya untuk menyusun kembali dan menyuntingnya. Jadi, saat awal menulis, lebih baik fokuskan perhatian Anda untuk mengembangkan ide.[13] Anda dapat membuat versi lengkap tulisan secara kasar. Menentukan sistematika, seperti rangkaian bab, akan sangat membantu jika Anda menulis karya yang cukup panjang. Jika Anda menyiapkan garis besar, jangan beranggapan bahwa Anda harus mengikutinya mentah-mentah. Garis besar tersebut membantu Anda mengikuti alur besar tulisan. Meskipun demikian, garis besar hanyalah panduan, bukan aturan baku. 6 Sunting draf kedua Anda. Baca lagi draft pertama Anda lalu mulailah menyunting dan merombak isi tulisan. Bedah plot dan argumen yang Anda ajukan kemudian berfokuslah pada menciptakan transisi yang rapi dari poin satu ke poin lainnya. Mulailah juga memikirkan bagian mana yang kurang tepat dan layak dipangkas.[14] Periksalah koherensi tulisan. Perhatikan, apakah isi tulisan Anda berpadu dan bisa dipahami secara logika? Jika demikian, lanjutkan tulisan tersebut. Namun, jika tidak, mungkin Anda perlu merevisi atau memangkas bagian-bagian yang tidak sesuai. Periksa kebutuhan tulisan. Apakah semua bagian cerita turut berkontribusi secara proporsional? Apakah setiap bagian memberikan latar belakang yang memadai, mendukung alur atau argumen, mengembangkan karakter atau poin penting, atau memperkenalkan analisis kritis? Jika tidak memenuhi pertanyaan-pertanyaan tersebut, pangkas saja. Periksa kekurangan dalam naskah. Apakah semua karakter atau poin muncul sesuai porsinya? Apakah semua data atau informasi pendukung sudah ada? Apakah poin-poin yang Anda sampaikan mengalir dengan halus ataukah masih ada kesenjangan logika? 7 Tuliskan ulang sampai Anda siap mendapatkan opini pihak luar. Menulis sering kali harus melalui banyak draf dan tahap. Teruslah menulis, menata ulang susunannya, dan merevisi konten sampai Anda merasa siap untuk memperlihatkannya kepada orang lain dan mendapatkan kritik. Selalu ingat tenggat menulis Anda dan pastikan Anda juga memiliki cukup waktu untuk menyunting sebelum menyerahkan naskah final.[15] Tidak ada ketentuan jumlah draf yang harus ditulis sebelum sebuah karya layak ditampilkan, Jumlah draf tersebut bergantung pada lini masa yang Anda buat, tingkat kenyamanan Anda, dan gaya menulis Anda. Wajar saja jika Anda selalu merasa ada yang perlu ditambahkan atau direvisi. Namun, cobalah untuk tidak terlalu terpaku pada kesempurnaan. Pada beberapa titik, Anda hanya harus berhenti menulis. Iklan 1 Periksa naskah untuk mencari kesalahan teknis. Ingat, pemeriksa ejaan tidak selalu bisa membereskan masalah teknis ini. Hanya Anda yang tahu perbedaan antara âsekalipunâ dan âsekali punâ atau âke luarâ dan âkeluarâ. Selain mencari salah eja dan salah tata bahasa, periksalah juga pemakaian kata secara berlebihan atau secara keliru.[16] Jika Anda menulis dalam bahasa Inggris, alat-alat daring seperti Grammarly dan Hemingway Editor bisa membantu memeriksa masalah yang lebih rumit seperti kejelasan makna dan penggunaan kata. Namun, seperti halnya pemeriksa ejaan pada umumnya, Anda tidak seharusnya menyerahkan seluruh masalah penyuntingan kepada alat ini. 2 Mintalah pendapat dari pihak luar. Ini langkah yang sangat penting karena orang akan melihat apa yang sesungguhnya Anda tuliskan, bukan yang Anda âanggapâ telah tuliskan. Minta 2-3 orang yang Anda percaya untuk mengulas karya Anda dan memberi masukan tentang kejelasan, konsistensi, dan pemakaian tata bahasa ataupun ejaan yang benar.[17] Para guru, profesor, pakar topik terkait, kolega, dan penulis lain termasuk orang-orang yang tepat untuk Anda tanyai. Anda juga bisa bergabung dengan kelompok penulis untuk saling unjuk karya, membaca, dan memberi masukan. Minta mereka untuk memberi pendapat secara jujur dan menyeluruh. Hanya masukan jujur, sekalipun penuh kritik pedas, yang bisa membantu Anda berkembang menjadi penulis yang lebih baik. Jika mereka butuh sedikit panduan, berikan mereka pertanyaan yang kerap Anda lemparkan kepada diri sendiri. 3 Gabungkan semua masukan yang Anda terima. Tentu saja Anda tidak harus suka atau setuju dengan apa pun yang dikatakan orang tentang karya Anda. Akan tetapi, jika Anda menerima komentar yang sama dari banyak orang, Anda perlu mempertimbangkannya baik-baik. Jaga keseimbangan antara tetap mempertahankan hal-hal yang Anda anggap penting dalam cerita dan melakukan perubahan berdasarkan masukan dari orang-orang tepercaya.[18] Baca ulang karya Anda sambil mengingat baik-baik pendapat para pembaca. Catatlah celah atau bagian yang perlu dipotong atau yang perlu direvisi. Tuliskan ulang bagian-bagian penting dengan menggunakan pengetahuan dari para pembaca dan dari bacaan yang Anda anggap perlu. 4 Hapus kata-kata yang tidak penting. Jika sebuah kata tidaklah esensial bagi penceritaan sebuah kisah atau semantik kalimat, hapus saja. Lebih baik karya Anda hanya berisi sedikit kata alih-alih boros kata. Bagaimanapun, menggunakan terlalu banyak kata hanya membuat tulisan Anda tampak penuh-sesak, angkuh, atau tidak terbaca. Anda juga harus berhati-hati dengan Kata sifat. Kata sifat mendeskripsikan kata benda dan paling efektif bila digunakan sesuai tujuan. Perhatikan kalimat berikut "Dia keluar rumah dengan berang dan marah." Kata "berang" dan "marah" memiliki arti yang sama. Lebih baik Anda menuliskan "Dia keluar rumah dengan berang." Idiom dan kata-kata slang. Idiom, seperti "membanting tulang" atau "kambing hitam," tidak selamanya cocok digunakan dalam karya tulis. Begitupun kata slang sangat terkait dengan waktu misalnya, masihkah kata ângecengâ dan âJJSâ digunakan saat ini? dan rentan disalahpahami oleh pembaca. Gunakan kata kerja. Gunakan kata kerja aktif dan lebih menggambarkan keadaan. Misalnya, jangan cuma menuliskan, âDia lelah.â Lebih baik, tuliskan, âDia ambruk dan tidak lagi bertenaga." Bijaksanalah menggunakan kata depan. Dalam bahasa Indonesia, kita sering kali tertukar dalam menggunakan kata depan âdiâ dan dan kata imbuhan âdi-â. Perlu diketahui jika kata âdiâ merupakan kata depan yang mengawali kata penunjuk tempat sehingga harus ditulis terpisah, misalnya di sekolah, di rumah, dll. Sementara itu, kata imbuhan âdi-â harus diikuti kata kerja dan ditulis berangkaian, misalnya dimakan, diubah, dll. Jika Anda menulis dalam bahasa Inggris, sah-sah saja menggunakan rangkaian kata depan, tetapi jangan berlebihan. Contohnya, jangan tuliskan, "The cyborg climbed on the molding above the staircase along the wall beside the throne." Lebih baik, Anda tuliskan, "The cyborg skirted the staircase molding on the wall closest to the throne."[19] 5 Gunakan kosakata sederhana. Meskipun prosa yang panjang dengan kalimat mendayu itu disukai, sering kali tulisan dengan kosakata yang jelas dan sederhana menjadi pilihan terbaik. Hindari menggunakan jargon atau kata-kata muluk hanya demi terlihat profesional atau meyakinkan. Karya tulis demikian justru kerap mendatangkan efek sebaliknya. Karya tulis yang rumit berpotensi membingungkan pembaca. Perhatikan contoh-contoh berikut dari Hemingway dan Faulkner. Menurut Anda, mana yang lebih mudah dipahami?[20] "Manuel meneguk brandy. Dia mengantuk. Udara terlalu panas hingga dia malas keluar. Toh memang tidak ada yang harus dikerjakannya. Dia ingin bertemu Zurito. Lebih baik dia tidur dulu sembari menunggu, " â Ernest Hemingway, Men Without Women. "Dia tidak merasa lemah, hanya memanjatkan syukur dalam kesedihan yang sangat menciutkan hati selama masa pemulihan; masa ketika waktu yang memaksanya untuk bergerak cepat kini tidak ada, detik-detik dan menit-menit yang berlalu dan menyatakan dengan paripurna bahwa tubuh adalah budak, baik saat terjaga maupun terlelap, kini telah dijungkirkan. Sekarang saatnya melayani kenikmatan tubuh, bukan sekadar tunduk pada dorongan mempersingkat waktu. " â William Faulkner, The Hamlet. 6 Gunakan kata kerja untuk memperkuat kalimat. Kata kerja yang digunakan secara tepat akan menciptakan kalimat yang mengesankan dan membantu mencegah pemakaian kata sifat yang berlebihan. Buatlah kalimat dengan kata kerja yang kuat kapan pun itu.[21] Perhatikan kalimat berikut "Dia masuk kamar secara menyeramkan." Kalimat itu tidak keliru secara tata bahasa, tetapi terasa hambar dan bertele-tele. Anda bisa memperkuat kalimat tersebut dan menjadikannya lebih spesifik dengan memperkenalkan kata baru. Coba gunakan "mengendap-endap masuk," "berjingkat-jingkat masuk," atau "diam-diam masuk" untuk menggantikan âmasuk secara menyeramkan.â 7 Perhatikan bentuk kata kerja. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan misalnya "Anjing itu menemukan pemiliknya". Dalam kalimat pasif, subjek dikenai tindakan misalnya, "Sang pemilik ditemukan oleh anjingnya". Gunakan kalimat aktif sebisa mungkin. Begitulah aturan yang banyak diikuti orang.[22] Dalam beberapa bidang dan industri, kalimat pasif menjadi suatu standar. Contohnya, makalah ilmiah akan menyebutkan âLarutan yang diberi 2 tetes aktivatorâ untuk mempertahankan kata âlarutanâ sebagai subjek kalimat. Jika kalimat pasif menjadi standar dalam penulisan dalam genre yang Anda tekuni, ikuti aturan ini. 8 Gunakan bahasa kiasan untuk memberi efek dalam karya kreatif. Bahasa kiasan meliputi majas-majas seperti simile ibarat, metafora, personifikasi, hiperbola, perumpamaan, dan idiom. Gunakan bahasa kiasan secukupnya agar memberi efek yang mengena. Kalimat "Usahanya sia-sia belaka" akan terasa lebih menohok jika menggunakan majas simile seperti berikut "Usahanya sia-sia belaka, seperti ingin memeluk gunung tetapi tangan tak sampai."[23] Penggunaan simile dan metafora memang mudah. Meskipun demikian, cobalah memasukkan majas berbeda untuk menambahkan tekstur dan kedalaman tulisan. Hiperbola, contohnya, dapat menciptakan tulisan yang meledakkan halaman. Contoh lain bahasa kiasan adalah personifikasi yang menempelkan sifat manusia kepada benda lain. âSang angin menari-nari di angkasaâ menciptakan gambaran kuat tentang angin yang bertiup kencang tetapi penuh keindahan tanpa harus menuliskan, âAngin bertiup kencang, tetapi indah." 9 Gunakan tanda baca yang tepat. Tanda baca membantu kita memahami arti susunan kata yang berbeda-beda. Tanda baca harus ada dan mengalir tanpa mengganggu perhatian pembaca. Orang kerap membuat kesalahan dengan memasukkan tanda baca terlalu banyak, mencolok, atau malah justru membuat orang terpaku pada tanda baca itu sendiri. Berfokuslah pada dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan tanda baca tersebut, bukan pada usaha menambahkan tanda koma sebanyak mungkin.[24] Gunakan tanda seru secukupnya. Orang relatif jarang berseru, begitupun seharusnya dengan kalimat. Kalimat âJamie girang bukan main bertemu dengannya!â, contohnya, sebetulnya tidak butuh tanda seru. Toh kalimat itu sudah menyatakan bahwa Jamie girang setengah mati. Iklan Temukan tempat yang nyaman untuk menulis. Masing-masing lokasi mungkin hanya cocok untuk aktivitas tertentu. Contohnya, Anda bisa maksimal mencari ide saat di berbaring di kamar dan mencurahkan pikiran sebaik mungkin saat menyunting di perpustakaan. Hindari menggunakan kata-kata yang tidak banyak dipakai saat ini dan bahasa yang terlalu baku. Anda akan lebih sulit menulis dan pembaca pun akan lebih sulit memahaminya. Jangan takut menulis di luar urutan baku. Banyak penulis memulai tulisannya dengan memaparkan bagian akhir atau analisis, lalu bergerak maju. Setelah menyesaikan draf pertama, tinggalkan dahulu untuk memberi Anda jarak kepada tulisan. Dengan jarak ini, Anda kemudian bisa membaca ulang dengan kacamata seorang pembaca. Anda juga mungkin akan menemukan sejumlah kesalahan dasar yang tidak terlihat saat sedang asyik menulis.. Ingat istilah teknik. Jika Anda ingin melukiskan sebuah rumah, Anda harus tahu istilah-istilah seperti "kuda-kuda", "kolom", dan "fasad.â Istilah-istilah ini tidak memiliki padanan kata. Anda mungkin harus menyebut identitas suatu benda sebagai "dekorasi emas" atau "benda bersepuh emas pada tembok". Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
HurufHiragana dan Cara Penulisannya. 23 Januari 2020 Pemula, Tutorial Comments: 1. Berikut ini adalah daftar semua huruf hiragana jepang beserta cara penulisannya. Urut-urutan garis penulisan sangat mempengaruhi keindahan dari huruf yang akan ditulis, đ kalau tidak percaya coba saja tulis dengan urutan sembarangan pasti hasilnya jelek. A. I.Langkah-Langkah Menulis yang Perlu Diketahui 1. Langkah Pertama Persiapan2. Langkah Kedua Penelitian3. Langkah Ketiga Pengorganisasian4. Langkah Keempat Penulisan Draf5. Langkah Kelima Revisi Langkah-Langkah Menulis. Menulis merupakan sebuah proses kreatif yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan dan juga motivasi. Siapa pun pasti bisa menulis, akan tetapi belum tentu semua dapat menulis dengan baik. Oleh sebab itu, setiap penulis harus mengetahui langkah-langkah menulis yang baik dan benar agar hasil tulisannya berkualitas dan dapat diterima. Karena menulis merupakan suatu proses kreatif, maka di dalam menjalankan proses menulis, penulis harus mengalami suatu proses atau langkah-langkah menulis yang dengan sadar atau secara sadar dilakukannya, dilihat dari hubungan satu sama lain. Sehingga hasil tulisan yang diciptakan juga memiliki tujuan yang jelas. Bagi penulis pemula, kesulitan dalam menulis adalah hal yang pasti ditemui. Bahkan kesulitan saat menulis juga akan ditemui oleh penulis yang sudah mahir dan terbiasa menulis, terutama dalam hal teknis. Tapi kesulitan tersebut tidak lagi ditemukan ketika penulis sudah mengetahui bagaimana langkah-langkah menulis yang baik dan benar. Sehingga penulis yang ingin menyelesaikan tulisannya tak hanya dituntut memiliki ide kreatif dan juga terbiasa menulis atau mahir di bidangnya, tetapi juga harus melakukan langkah-langkah menulis yang baik dan benar, serta tepat. Dalam arti, penulis ini diperlukan keterampilan baik keterampilan menulis maupun keterampilan teknis lain yang menunjang. Oleh sebab itu, setiap penulis membutuhkan berbagai pendekatan sistematis dalam memulai tulisannya. Tidak bisa dipungkiri, tulisan yang baik dan sukses bukan selalu merupakan produk yang inspirasional atau bahasa lisan yang hanya dituangkan ke dalam kertas saja. Produk tulisan yang sukses adalah ketika penulis mampu menerapkan langkah-langkah menulis dan penulis juga berhasil memahami dan menyusun ide di atas kertas, serta hasil tulisannya bisa dimengerti dan diterima oleh banyak orang. Untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik, penulis harus memperhatikan sistematika langkah-langkah menulis. Langkah-Langkah Menulis yang Perlu Diketahui Langkah-langkah menulis tersebut terdiri dari membuat lima langkah penulisan 1 langkah persiapan, 2 langkah penelitian, 3 langkah pengorganisasian, 4 langkah menulis draf, dan 5 langkah revisi. Kelima langkah tersebut harus secara sadar ditaati dan dilakukan. Tentu saja tak hanya terbatas menulis dengan komputer, tetapi menulis dengan tangan juga harus mengaplikasikan langkah-langkah menulis tersebut. Dengan melakukan praktik langkah-langkah menulis tersebut, maka setiap proses menulis akan otomatis selalu dilakukan saat penulis akan menulis atau sedang menulis tulisan. Meski demikian, melakukan langkah tersebut bukan berarti penulis akan mendapatkan kemudahan saat menulis, melainkan penulis lebih terbiasa menulis. Langkah-langkah menulis tersebut juga akan membuat penulis dapat mencapai tujuan menulisnya dengan tepat dan memastikan bahwa keterampilan menulisnya mencapai tujuan dan juga hasil yang tepat serta sistematis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai langkah-langkah menulis. 1. Langkah Pertama Persiapan Langkah pertama dalam langkah-langkah menulis adalah proses persiapan. Sama halnya dengan melakukan aktivitas lain, menulis juga memerlukan persiapan. Persiapan yang matang dan tepat harus dilakukan agar mencapai tujuan tulisan yang diinginkan. Tahapan persiapan ini juga sama pentingnya dengan proses menulis. Dalam proses persiapan, penulis harus menetapkan beberapa hal. Pertama adalah menetapkan tujuan tulisan, kemudian mengidentifikasi pembaca, dan terakhir menentukan batasan tulisan. Menetapkan beberapa tahap tersebut untuk menentukan bagaimana penulis menginginkan pembaca mengetahui dan melakukan hal apa setelah membaca tulisan. a. Menetapkan Tujuan Tulisan Karena jika tidak ditentukan, penulis bisa saja menulis dengan melewati batas karena tidak ada tujuan yang dicapai. Akhirnya hasil tulisannya juga keluar batas dan terlalu luas sehingga tidak ada gunanya. Menulis tujuan tulisan yang terlalu umum serta tidak melakukan langkah-langkah menulis sama saja membuat penulis buang-buang waktu. Misalnya ketika penulis menulis tujuan yang terlalu umum seperti âKeistimewaan pariwisata di wilayah Jawa Tengahâ, akan tidak menarik daripada menyampaikan tujuan dengan spesifik yakni, âMengenal berbagai keajaiban dunia yang dimiliki Indonesia di Jawa Tengah dan pengaruhnya terhadap masyarakatâ. Menulis tujuan tulisan dengan jelas tersebut akan membuat pembaca lebih tertarik karena bacaannya lebih mendetail dan juga disampaikan dengan jelas pada judul dan tujuan, dibandingkan harus meraba-raba apa isi tulisan yang ada di dalamnya. b. Mengidentifikasi Pembaca Langkah-langkah menulis yakni mengidentifikasi pembaca harus dilakukan dengan saksama dan juga teliti. Ini berhubungan dengan subjek di dalam tulisan. Apakah pembaca yang akan membaca tulisanmu merupakan target tulisanmu, atau bukan. Minimal, penulis harus mampu mendefinisikan istilah dasar dalam menulis sesuatu. Penulis harus membuat suasana di dalam tulisannya hidup dan tidak membosankan sehingga harus menyesuaikan dengan latar belakang pembaca atau target pembaca. Jangan juga menulis tulisan yang seolah menghina atau mendiskriminasi pembaca, sehingga pembaca tersinggung. Jika ingin menulis buku non-fiksi mengenai pengetahuan, maka penulis juga harus mengenal dulu istilah atau bahasa yang biasa dipakai. Jangan sampai, pembaca justru merasa kesal dan bosan karena tulisan yang ia baca tidak sesuai dan terlalu umum untuk dipahami. Sehingga pengetahuan teknis juga harus dibutuhkan untuk dapat mengidentifikasi pembaca. Misalnya, apabila ingin membuat buku mengenai ekonomi. Siapa saja kira-kira target pembacanya? Sesuaikan dengan pendidikan dan latar belakang pembaca dan juga penulis harus benar-benar memahami istilah dan bahasa yang digunakan di dalam dunia ekonomi. Jika tidak menguasai, maka tulisan juga kurang berkualitas. Langkah-langkah menulis yakni mengidentifikasi pembaca ini juga harus disesuaikan bagaimana latar belakang tempat tinggal pembaca. Apakah pembaca merupakan masyarakat kota atau desa, atau yang berpindah-pindah? Ketika ingin memberi bacaan pada masyarakat kota, tentu saja belum semua memahami mengenai pertanian, begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, buku pengetahuan memang biasanya ditulis oleh penulis yang sudah ahli atau memang praktisi di bidangnya agar benar-benar memahami kata per kata dan juga berbagai istilah di pengetahuan tulisannya yang relevan. c. Menentukan Batasan Tulisan Setelah menentukan tujuan tulisan dan mengidentifikasi pembaca, otomatis penulis akan mendapatkan batas tulisan yang harus dilakukan dan diterapkan dalam melakukan langkah-langkah menulis selanjutnya. Ketika sudah menetapkan tujuan dan mengidentifikasi pembaca, maka penulis sudah mampu membedakan apa yang penting dan tidak, berdasarkan dua aspek tujuan di atas. Saat menetapkan batasan tulisan, tetapkan dengan jelas sebelum memulai riset atau penelitian. Kamu bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai apa saja aspek yang harus dipenuhi dan sesuai dengan tujuan dan target pembaca. Kemudian, tentukan batasan laporan tulisan. Batasan laporan tulisan tersebut biasanya berupa lokasi, apa yang harus dilakukan, siapa subjek dan objeknya, bagaimana dan darimana sumbernya, dan lain sebagainya. Meski demikian, berbagai informasi tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan target pembaca agar seluruh langkah pertama yakni persiapan dapat dilakukan semaksimal mungkin. 2. Langkah Kedua Penelitian Langkah-langkah menulis selanjutnya adalah melakukan penelitian. Setelah didapatkan tujuan penulisan, target penulisan, dan juga batasan penulisannya. Maka penulis bisa melakukan penelitian dan berangkat dari batasan yang telah ditentukan pada tahap persiapan. Pada dasarnya, proses atau langkah-langkah menulis merupakan proses menjelaskan suatu hal yang terjadi dan biasanya sesuatu yang tidak instan. Oleh sebab itu, penulis harus mengetahui dulu apa subjek yang akan ia tulis. Pahami dulu subjeknya dan susun seperangkat catatan saat melakukan penelitian secara utuh. Langkah-langkah menulis selanjutnya, penulis harus membuat kerangka dari catatan yang telah dibuat dan biasanya berisi mengenai tiga sumber informasi utama. Yang pertama adalah melakukan penelitian dengan pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi, melakukan wawancara terhadap narasumber atau melakukan kuesioner tertulis, dan mengaplikasikan wawasan pribadi. Bahan liputan baik dari buku referensi, wawancara, maupun wawasan pribadi sangat penting sebagai pegangan dalam melakukan penelitian. Misalnya di bagian pengalaman ada dua sumber, yaitu inferensi dari pengalaman dan pengalaman pribadi. Pengalaman adalah keseluruhan pengalaman yang diperoleh melalui panca indera, sedangkan inferensi merupakan simpulan dari nilai-nilai pengalaman yang kita miliki. Pertimbangkan dengan matang tiga cara penelitian tersebut dan kemudian lakukan penelitian sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tujuan penulisan. Tentu saja, saat melakukan penelitian ini jumlah yang didapatkan saat penelitian tergantung seberapa besar tulisan yang akan kamu buat. Oleh sebab itu, penting untuk membuat catatan detail mengenai seluruh proses penelitian. Kolaborasi bahan tersebut tentu akan semakin menguatkan hasil penelitian tetapi jika dilakukan dan juga diterapkan berdasarkan informasi yang valid, terpercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga memang penting dilakukan langkah-langkah menulis yakni penelitian agar hasil tulisan lebih berkualitas. Baca Juga 7 Unsur Menulis Buku Non Fiksi Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi Teknik Menulis FreewritingTips Tidak Punya Waktu Menulis10 Referensi Tempat yang Cocok untuk Menulis 3. Langkah Ketiga Pengorganisasian Langkah-langkah menulis yang ketiga adalah tahap pengorganisasian. Tahap pengorganisasian ini merupakan langkah yang tak kalah penting. Karena tanpa tahap pengorganisasian, maka bahan-bahan yang dikumpulkan selama proses penelitian tidak akan mudah dipahami oleh pembaca. Akhirnya, penulis melakukan langkah-langkah menulis yang sia-sia pada tahap penelitian. Oleh sebab itu, penting dilakukan pengorganisasian agar tulisan lebih efektif, baik secara proses maupun hasilnya. Tahap pengorganisasian ini menentukan urutan gagasan yang harus dihadirkan, misalnya memilih metode pengembangan yang dilakukan dan lain sebagainya. Pada dasarnya, pemilihan metode pengembangan yang tepat ini berguna bagi penulis agar penulis dapat mengendalikan bahan-bahan dan sebagai alat untuk pembaca dapat mengikuti apa yang dituturkan dan disajikan penulis di dalam tulisannya. Sebab tak bisa dipungkiri, subjek yang ditetapkan penulis bisa saja menjadi metode pengembangannya. Misalnya ketika kamu ingin belajar mengendarai sepeda motor. Maka pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan motor dengan memutar kunci, kemudian memegang kendali rem, dan memencet tombol start pada motor. Itulah yang dinamakan metode pengembangan urutan yang harus ditetapkan penulis. Ketika penulis sudah menetapkan metode pengembangan urutan, maka pembaca akan lebih mudah memahami berbagai metode pengembangan yang tersedia sehingga dapat memahami tulisan, baik makna maupun tujuannya dengan baik. Pembaca juga dapat memahami berbagai sebab-akibat yang terjadi di dalam tulisan. Pada langkah-langkah menulis yakni pengorganisasian ini, penulis juga harus mulai membuat kerangka tulisan. Kerangka tulisan ini biasanya memuat subjek yang luas atau rumit menjadi lebih mudah dengan memecah menjadi beberapa bagian yang dapat menentukan mengalirnya tulisan dari ide satu ke ide yang lain. Pada umumnya, di dalam langkah-langkah menulis kerangka ini memuat berbagai ketentuan pokok mengenai suatu topik yang harus dirinci atau dikembangkan. Karangan tersebut kemudian mampu menjadi jaminan dalam menyusun tulisan yang logis dan teratur, serta memungkinkan penulis mampu membedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Secara garis besar, langkah-langkah menulis yakni membuat karangan ini akan memuat mengenai garis-garis besar suatu karangan atau tulisan yang akan dikerjakan. Langkah ini juga penting dilakukan agar penulis bisa memastikan tulisannya mengalir tanpa harus menghapus berbagai ide yang penting. Di dalam kerangka tulisan, penulis bisa menekankan mengenai poin-poin kunci tulisan dan menempatkannya di bagian demi bagian. Ketika penulis mengabaikan kerangka tulisan, biasanya hasil tulisan tidak lebih terstruktur atau bahkan acak-acakan. Sehingga saat proses menulis, penulis juga tidak akan memiliki fokus dan konsentrasi yang baik karena hanya menulis berdasarkan alur pemikirannya saat itu juga. Oleh sebab itu, diperlukan penyusunan kerangka pada tahap setelah melakukan persiapan dengan maksud agar metode pengembangan termasuk kerangka tulisan ini dapat dikembangkan dan dapat dilihat kembali ketika tiba-tiba mood menulis atau ide di dalam pikiran sedang mentok. Langkah-langkah menulis yakni membuat kerangka tulisan ini juga bisa digunakan jika tulisanmu ingin dilengkapi dengan ilustrasi maupun diagram. Dalam tahap ini, penulis bisa menentukan bagian mana yang akan disisipi ilustrasi atau diagram dan sebanyak apa yang harus disisipi ilustrasi agar struktur tulisan tetap aman dan nyaman saat dibaca. Tulisan yang memiliki ilustrasi atau gambar juga akan membuat pembaca lebih tertarik saat membaca tulisan. Oleh sebab itu, poin memperhatikan ilustrasi juga menjadi langkah-langkah menulis yang tak boleh dilupakan. 4. Langkah Keempat Penulisan Draf Setelah melakukan tiga langkah-langkah menulis di atas, langkah-langkah menulis selanjutnya adalah penulis bisa menulis draf tulisan. Menulis draf tulisan ini bisa berangkat dari bagaimana penulis sudah menentukan tujuan, target pembaca, dan juga batasan tulisan yang sudah dilakukan pada tahap persiapan. Setelah itu, penulis bisa mengambil atau memilih metode pengembangan dan membuat kerangka tulisan, sehingga menulis draf atau menulis kalimat demi kalimat dalam tulisannya lebih mudah dan efisien. Pada langkah-langkah menulis ini, proses penulisan hanya merupakan proses memperluas kerangka tulisan menjadi kalimat-kalimat utama. Setelah melakukan langka-langkah menulis yakni menentukan kerangka menjadi kalimat utama, langkah-langkah menulis selanjutnya yakni memperluas kalimat menjadi paragraf demi paragraf. Draf ini bisa ditulis dengan cepat, asal penulis bisa berkonsentrasi secara menyeluruh dan tidak mengubah kerangka tulisan yang sudah dibuat. Kembangkan kerangka tulisan yang sudah dibuat dan jangan mengkhawatirkan pengantar yang dibuat, apakah sudah bagus atau belum, karena jika hal tersebut dilakukan, maka tulisanmu jadi lebih lama selesai dan tak sesuai target yang ditentukan. Selanjutnya, konsentrasi juga pada berbagai ide yang akan dituangkan. Jangan mencoba merevisi atau mengubah berbagai kalimatnya di tengah-tengah menulis. Lakukan revisi ketika sudah selesai menulis, baca-baca lagi bagaimana tata bahasa yang digunakan, ketepatan ejaan, dan lain sebagainya untuk memastikan tulisan tersebut sudah baik dan benar. 5. Langkah Kelima Revisi Langkah-langkah menulis yang terakhir adalah melakukan revisi. Seperti yang sudah dijelaskan, jangan melakukan revisi tulisan dalam bentuk sesederhana apa pun saat sedang menulis. Hal tersebut justru akan merusak atau memecah konsentrasi menulis. Ikuti saja langkah-langkah menulis sampai tahap kelima yakni revisi ini. Ketika kamu sudah memiliki draf kasar atau kerangka tulisan, anggaplah itu harus segera diselesaikan dengan baik tanpa mempedulikan bagaimana ketepatan atau benar tidaknya cara menulis. Kembangkan dengan baik kerangka karangan kemudian baru revisi ketika semua tulisan sudah ditulis sampai benar-benar selesai dan jadi susunan karya tulisan. Baca dan evaluasi draf dari sudut pandang pembaca ketika sudah selesai menulis. Hal ini dilakukan agar penulis mampu menemukan kesalahan dan memberikan pembetulan terhadap kesalahan. Jujurlah saat melakukan revisi, ketika memang harus mengganti kerangka pemikiran atau melakukan perubahan, lakukanlah. Tetapi jangan sampai mencoba merevisi semua tulisannya sekaligus. Penulis bisa membaca draf kasar beberapa kali dan mencari kesalahan serta melakukan pembetulan kesalahan jika ada kesalahan tulisan atau tata bahasa. Periksa juga keakuratan dan keutuhan informasi yang disampaikan. Draf yang dipakai sebagai pegangan ini kemudian harus memberikan apa yang dibutuhkan pembaca, jangan sampai membebani saat menulis atau pada pembaca mengenai berbagai informasi yang melenceng atau keluar jalur terlalu jauh dari subjek atau objek. Hal ini juga akan membuat tulisan memiliki kualitas yang baik. Periksa kesatuan, kekoherenan, dan peralihan draf. Jika kesatuan di dalam draf sudah mendukung ide pokok pada setiap paragraf, maka tulisanmu bisa dibilang sudah koheren dan sesuai. Hal ini juga ditentukan berdasarkan kalimat demi kalimat atau paragraf demi paragraf yang mendukung topik tulisan utama, apakah mengalir dengan jelas atau masih membuat pembaca bingung. Periksa lagi draf yang sudah dibuat dan lakukan revisi ketika masih ada kesalahan. Berbagai revisi yang dilakukan merupakan andil yang baik terhadap jelas atau tidaknya draf yang ditulis. Periksa juga berbagai istilah yang mungkin perlu dijelaskan kembali ke pembaca. Apakah ada ambiguitas atau tidak? Apakah terkesan mengada-ada atau tidak? Gaya draf penulisan pada langkah-langkah penulisan juga harus dibaca. Pada langkah-langkah menulis ini, gaya tulisan akan jauh lebih baik ketika selesai menulis, penulis melakukan revisi. Ini juga akan bermanfaat untuk memeriksa kalimat-kalimat tidak efektif yang kadang masih terselip di dalam tulisan. Periksa juga ada atau tidaknya kejanggalan dan kemelencengan nada tulisan karena hal ini terbilang sulit ditemukan tetapi bisa mengacaukan struktur tulisan. Coba membaca draf dengan keras, menggunakan suara seolah-olah mendengarkan orang berbicara, dan penulis akan lebih mudah mengetahui adanya kejanggalan atau kemelencengan nada tulisan. Terakhir, periksa hal-hal teknis mengenai tata bahasa, tanda baca, dan hal-hal mekanis, yang meliputi ejaan, singkatan, huruf besar, dan lain sebagainya. Di tahap ini, penting juga untuk menulis kata pengantar jika di tahap awal penulis belum sempat menuliskan kata pengantar. Tulis kata pengantar yang memang menyiratkan subjek yang diangkat pada tulisan dan dapat menyita perhatian pembaca. Artikel Terkait Langkah-Langkah Menulis Puisi Langkah Menulis Cerpen Bagi PemulaLangkah Menulis Karya Ilmiah Tahap Menulis Buku yang Perlu Diketahui 5 Tahapan Menulis Buku dengan Mudah Tahapan Menerbitkan BukuTahap Penulisan Buku
- ĐĐŸÎ·Đ”Đż áČ ÎČ
- ΩŃ
ŐžÖÖОΎ Đ·
- Î áź Őź
- ášŐšÖĐžáŃλ ÎșĐ”ĐœĐžŐŸĐžŃĐ»ĐŸ ÖĐ”ŃĐž